Senin, 29 Desember 2008

Jaringan Akses






Jaringan Akses terdiri dari 3 bagian, yaitu :
  1. Jaringan Akses Fiber
  2. Jaringan Akses Tembaga
  3. Jaringan Akses Radio

1. Jaringan Akses Fiber

Jaringan akses fiber atau Optical Access Network atau yang lebih sering disebut dengan JARLOKAF (Jaringan Lokal Akses Fiber), merupakan suatu solusi strategis bagi jaringan pelanggan namun sangat sensitif terhadap jenis teknologi. Penggelaran suatu teknologi JARLOKAF tidak optimum bila diterapkan secara kasus per kasus, baik dari sisi perencanaan maupun pengoperasian. Keberadaan panduan dan ketepatan pemilihan teknologi sangat mempengaruhi kesuksesan kegiatan operasi dan perawatan, efektifitas investasi serta kemudahan menyediakan jasa-jasa baru.

Teknologi

Teknologi JARLOKAF adalah teknologi yang sedang berkembang sehingga berbagai metoda transmisi dimungkinkan untuk diterapkan dan relatif masih terbatas jumlah implementasinya dilapangan. Teknologi Jarlokaf yang saat ini sudah berkembang dangan baik antara lain: DLC (Digital Loop Carrier), PON (Passive Optical Network), dan AON (Active Optical Network) dan HFC (Hybrid Fiber Coax).

DLC, PON dan AON, merupakan teknlogi jarlokaf dan dapat terintegrasi dengan copper pair, sedangkan HFC merupakan teknologi jarlokaf yang terintegrasi dengan coaxial.

Pemilihan teknologi JARLOKAF harus memperhatikan beberapa kriteria antara lain :

  • Jenis jasa dan kapasitas.
  • Kemudahan O&M.
  • Konfigurasi dan kehandalan sistem (reliability).
  • Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard (compatibility).
  • Tidak mudah usang dan dijamin produksinya.
  • Biaya efektif.
  • Tahapan pembangunan dan pengembangan dari teknologi JARLOKAF.

Fiber-Copper

Teknologi fiber-copper ini sangat banyak digunakan oleh operator telekomunikasi. Sedangkan teknologi fiber-coax banyak digunakan oleh operator cable TV di dunia. Beberapa teknologi JARLOKAF (fiber-copper) yang sedang berkembang dan diurut berdasarkan jumlah implementasi terbanyak ditunjukkan pada tabel 1.
No
Teknologi
Konfigurasi Dasar
Tipe Jenis Jasa
Keterangan
1.

DLC Konevensional
  • Point to point
  • IS-A
  • Telah banyak digunakan di dunia.
    DLC generasi baru (NG DLC) atau Flexible Multipexer
    • Point to point
  • IS-A
  • IS-B
  • Relatif baru dan belum banyak digunakan.
    2. PON
    • Point to multipoint
    • Percabangan sinyal optik pasif
  • IS-A
  • IS-B
  • DS
  • Mulai dioperasikan secara komersial pada tahun 1994.
    3. AON Point to multipoint melalui perangkat percabangan sinyal optik aktif
    • IS-A
    • IS-B
    Dalam tahap pengembangan dan belum banyak digunakan.
    Tabel 1. Teknologi sistem JARLOKAF

    Ada pun PON dan DLC tersebut sudah banyak diimplementasikan. Dari kapasitasnya, PON mau pun DLC mempunyai perbedaan seperti pada tabel 2.

    JARLOKAF
    Type
    Kapasitas Perangkat

    Bit rate


    Di lokasi sentral
    Di lokasi pelanggan

    PON I 800 4 Berbeda Setiap Pabrikan

    II 800 16

    III 800 30

    IV 800 60

    V 800 120
    DLC I 120 120 8 Mbps

    II 240 240 34 Mbps

    III 480 480 34 Mbps

    IV 1920 1920 140 Mbps

    Tabel 2. Kapasitas sistem JARLOKAF

    Fiber-Coax

    Teknologi HFC merupakan suatu langkah teknologi yang unik, yang menggabungkan dua teknologi jaringan yang saling bertolak belakang. Pada satu sisi jaringan kabel tembaga termasuk jaringan kabel koaksial dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan layanan menuju layanan pita lebar (broadband services). Pada sisi yang lain digunakan jaringan kabel serat optik dengan kemampuan sangat tinggi yang saat ini sudah mencapai 10 Gbps. Penggabungan teknologi ini diharapkan menghasilkan performansi layanan yang baik, dapat mengimbangi teknologi lain yang berkembang seperti FITL (Fibber in the Loop) atau teknologi xDSL seperti ADSL (Asymetric-data Digital Subscriber Line) dan VDSL (Very high-data Digital Subscriber Line).

    Konfigurasi jaringan dari headend sampai dengan BONU (Broadband ONU) menggunakan jaringan serat optik. Perangkat headend berfungsi sebagai integrasi fungsi modulator-demodulator dan sebagai antar muka. Fungsi modulator-demodulator digunakan untuk layanan broadcast dan off air TV, sementara fungsi antar muka digunakan dengan PSTN (Public Switched Telephone Network), dan komunikasi data.

    Pada beberapa referensi terdapat pemakaian istilah yang berbeda, namun mempunyai maksud yang sama. Seperti penggunaan istilah HIU (Headend Interface Unit), CIU dengan CTU (Coaxial Terminal Unit), MDU dengan istilah CNU (Coaxial Network Unit). Penamaan istilah ini tergantung dari produk masing-masing vendor. Namun pada suatu saat nanti perlu adanya standarisasi dalam penamaannya.

    Media yang digunakan dari headend sampai dengan fiber node adalah kabel serat optik, sebagai jaringan backbone. Sementara jaringan kabel koaksial dimulai dari titik fiber node sampai dengan terminal CUI, BIU atau MDU. Termasuk didalamnya sistem pencatuan perangkat, tapper dan amplifier. Perangkat CIU (Customer Unit Interface) digunakan untuk daerah residensial/perumahan, BIU (Business Interface Unit) untuk gedung perkantoran dan MDU (Multiple Dwelling Unit) pada apartemen/flat.

    Layanan

    Sistem DLC banyak digunakan bagi pelanggan yang terkumpul di gedung tinggi. Pemilihan sistem DLC basic atau primary disesuaikan dengan perkiraan pertumbuhan kebutuhan pelanggan dan pertimbangan investasi.

    Sistem PON dapat digunakan bagi pelanggan terkumpul digedung tinggi maupun pelanggan tersebar di rumah-rumah tunggal dan akan semakin ekonomis bila digunakan juga untuk menyalurkan jasa TV kabel (CATV) dan jasa pita lebar lainnya. Hal ini ditempuh dengan cara instalasi co-located yaitu menggunakan kabel serat optik dan perangkat catu daya yang sama.

    Layanan PON DLC
    POTS Ö Ö
    Payphone Ö Ö
    Saluran sewa analog Ö Ö
    Saluran sewa digital 64 kbit/s Ö Ö
    ISDN BRA Ö Ö
    ISDN PRA Ö -
    Saluran sewa

    N x 64 kbit/s

    Ö -
    Saluran sewa 2 Mbit/s Ö -
    CATV Ö -

    Tabel 3. Perbandingan layanan DLC dan PON

    Transmisi

    Baik PON, DLC, maupun teknologi jarlokaf lainnya menggunakan suatu teknik transmisi. Teknologi transmisi jasa interaktif pita sempit pada JARLOKAF ditunjukkan pada tabel 4.

    Skema Transmisi
    Skema Transmisi Dua Arah
    Jumlah Serat Optik
    Panjang Gelombang
    Keterangan
    Space Division Multiplexing (SDM)
    Simpleks
    2 (dua)
    1310 nm sinyal kirim dan sinyal terima Sinyal kirim dan sinyal terima dikirim melalui serat optik yang berbeda.
    Wave Division Multiplexing (WDM)
    Dipleks
    1 (satu)
    • 1550 nm sinyal kirim
    • 1310 nm sinyal terima
    Sinyal kirim dan sinyal terima dikirim pada waktu yang bersamaan tetapi menggunakan panjang gelombang yang berbeda
    • 1310/1550 + x nm sinyal kirim
    • 1310/ 1550 - x nm sinyal terima
    Time Compression Multiplexing (TCM)
    Dupleks
    1 (satu)
    1310 nm sinyal kirim dan sinyal terima Sinyal kirim dan sinyal terima di-kirm pada waktu yang berbeda dan bergantian

    Tabel 4. Teknologi transmisi jasa interaktif pita sempit

    Antarmuka

    Teknologi antarmuka perangkat JARLOKAF dengan sentral lokal (STO) yang digunakan adalah :

    • Antarmuka Z (analog 2 kawat)
    • Antarmuka digital 2 Mbps V5.1
    • Antarmuka digital 2 Mbps V5.2.

    Keterangan:

    • Ia = Titik referensi disisi LE
    • Ib = titik referensi disisi AN
    • QLE = Titik referensi TMN disisi LE
    • QAN = Titik referensi TMN disisi AN
    Modus Aplikasi

    Sistem JARLOKAF paling sedikit memiliki 2 (dua) buah perangkat opto-elektronik yaitu 1 (satu) perangkat opto-elektronik di sisi sentral dan 1 (satu) perangkat di sisi pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO).

    Perbedaan letak TKO menimbulkan modus aplikasi atau arsitektur JARLOKAF berbeda pula yaitu:

    Fiber To The Zone (FTTZ)

    TKO terletak di suatu tempat diluar bangunan, baik didalam kabinet dengan kapasitas besar. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. FTTZ umumnya diterapkan pada daerah perumahan yang letaknya jauh dari sentral atau bila infrastruktur duct pada arah yang bersangkutan, sudah tidak memenuhi lagi untuk ditambahkan dengan kabel tembaga.

    Fiber To The Curb (FTTC)

    TKO terletak di suatu tempat diluar bangunan, didalam kabinet dan diatas tiang dengan kapasitas lebih kecil (£ 120 SST). Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis yang letaknya terkumpul di suatu area terbatas namun tidak berbentuk gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan yang pada waktu dekat akan menjadi pelanggan jasa hiburan.

    Fiber To The Building (FTTB)

    TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi di basement namun juga dimungkinkan diletakkan pada beberapa lantai di gedung tersebut. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor atau IKR. FTTB dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis di gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan di apartemen.

    Fiber To The Home (FTTH)

    TKO terletak di dalam rumah pelanggan. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indor atau IKR hingga beberapa puluh meter.




    2. Jaringan Akses Tembaga

    Jaringan lokal akses tembaga ( JARLOKAT ) merupakan jaringan akses
    dari sentral ke pelanggan dengan menggunakan tembaga sebagai media aksesnya. Konfigurasi dasar jarlokat ditunjukkan seperti pada Gambar 2.1, dimulai dari RPU
    ( Rangka Pembagi Utama ) sampai dengan KTB ( Kotak Terminal Batas) pada pesawat pelanggan.

    Keterangan :
    STO : Sentral Telepon Otomat
    RPU : Rangka Pembagi Utama
    KP : Kotak Pembagi
    KTB : Kotak Terminal Batas
    Pswt : Pesawat telepon

    2.2 Struktur jaringan
    Berdasarkan cara pencatuan saluran dari sentral ke pesawat pelanggan,
    jaringan kabel lokal dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu jaringan catu langsung, jaringan catu tak langsung, dan jaringan catu kombinasi.

    2.2.1 Jaringan catu langsung
    Pada jaringan catu langsung ini, pesawat pelanggan dicatu dari KP terdekat yang langsung dihubungkan dengan RPU tanpa melalui RK seperti pada Gambar 2.2.

    Jadi, pada jaringan ini, semua pasangan urat kabel dari KP tersambung secara tetap ( permanen ) ke RPU. Jaringan model ini, biasanya dipakai untuk wilayah :
    -Kota kecil yang masih menggunakan sentral manual dengan jumlah
    pelanggan telepon sedikit.
    -Pada kota besar, sistem ini untuk mencatu daerah sekitar sentral
    telepon ( radius sampai dengan 500 meter ).
    -Untuk daerah terkonsentrasi yang mempunyai kebutuhan telepon
    cukup tinggi dan komplek yang tidak memungkinkan dipasang RK.

    2.2.2 Jaringan catu tak langsung
    Jaringan catu tak langsung adalah jaringan kabel lokal dimana pesawat
    pelanggan dicatu dari KP terdekat yang dihubungkan terlebih dahulu ke RK, baru kemudian dihubungkan ke RPU.
    Dalam hal ini, RK berfungsi sebagai titik sambung antara kabel primer dan kabel sekunder. Pemakaian jaringan catu tak langsung seperti terdapat pada Gambar 2.3 di bawah ini.

    Keterangan :
    STO : Sentral Telepon Otomat
    RPU : Rangka Pembagi Utama
    RK : Rumah Kabel
    KP : Kotak Pembagi
    Pswt : Pesawat Telepon

    Pemakaian jaringan catu tak langsung ini juga dipakai pada kota – kota sedang dan besar yang digunakan untuk mencatu daerah yang pelanggannya tersebar dan jauh .

    2.2.3 Jaringan catu kombinasi
    Jaringan catu kombinasi adalah jaringan lokal di mana pesawat pelanggan dicatu melalui dua cara, yakni sebagian dengan catu langsung, dan sebagian lagi dengan catu tak langsung.

    Keterangan :
    STO : Sentral Telepon Otomat
    RPU : Rangka Pembagi Utama
    KP : Kotak Pembagi
    RK : Rumah Kabel
    Pswt : Pesawat

    Pemakaian jaringan catu kombinasi digunakan hampir pada semua kota
    sedang dan besar, karena letak sentral telepon biasanya di pusat kota atau pusat kepadatan penduduk, sedang lokasi pelanggan menyebar mulai dari yang dekat dengan sentral telepon, dan banyak juga yang berada jauh dari letak sentral tersebut. Pemakaian jaringan catu kombinasi seperti pada Gambar 2.4 di bawah ini.

    2.3. RPU ( Rangka Pembagi Utama )
    Merupakan suatu ruangan yang letaknya dibawah sentral telepon ( untuk gedung STO bertingkat ) atau pada ruangan di depan / disamping ruang sentral telepon (untuk gedung STO tidak bertingkat). Pada kantor telepon kecil ( manual ) biasanya berupa papan lemari perkawatan, dan pada kantor telepon sedang / besar sudah berupa kerangka besi vertikal dan horisontal ( terminal blok vertikal dan
    terminal blok horisontal ).

    a. Terminal Blok Vertikal
    Dipasang pada RPU di sisi pelanggan, tempat diterminasikan kabel primer.
    Terminal blok vertikal mempunyai berbagai kapasitas :
    - Terminal blok dengan kapasitas 25 pasang urat kabel
    - Terminal blok dengan kapasitas 50 pasang urat kabel
    - Terminal blok dengan kapasitas 100 pasang urat kabel
    Dengan menggunakan jumper wire, terminal blok vertikal dihubungkan dengan terminal blok horisontal.

    b.Terminal blok horisontal
    Seluruh kabel yang datang dari sentral diterminasikan pada terminal blok horisontal. Terminal blok horisontal ini dipasang pada RPU disisi sentral dan mempunyai kapasitas 100 pasang urat kabel dengan jenis tekan sisip. Jenis yang digunakan adalah type K – 71.
    Dibawah RPU, terdapat ruang bawah tanah yang umumnya disebut cable chamber, didalam ruang tersebut dipasang rangka besi guna menambatkan kabel–kabel primer dari luar sebelum terdistribusi ke RPU. RPU berfungsi sebagai tempat penyambungan antara kabel primer dengan kabel dari sentral, dan sebagai tempat pengetesan dalam melokalisir gangguan.

    Di dalam ruangan RPU terdapat peralatan yang dinamakan meja ukur yang digunakan untuk mengukur kondisi pesawat telepon pelanggan termasuk saluran (saluran luar dan saluran dalam) dan pesawat teleponnya, karena letaknya demikian , maka fungsi meja ukur adalah :

    1. Mengukur kondisi saluran baik ke arah luar meupun ke arah dalam, sebagai
    contoh :
    - Mengukur saluran a terhadap kemungkinan adanya tegangan asing
    - Mengukur isolasi saluran a terhadap saluran b dan sebagainya
    2. Mengukur dan mengetes kondisi pesawat telepon pelanggan, sebagai contoh diantaranya untuk mengetahui mutu mikrophone dan telepon set tersebut.

    2.4 RK ( Rumah Kabel )
    RK merupakan salah satu bagian yang penting dalam suatu jaringan kebel telepon antara sentral dengan pesawat pelanggan yang biasanya dipasang di tepi jalan, trotoar, dan pada tempat yang tidak mengganggu lalu lintas dan aman. RK terbuat dari beton ( type lama , sekarang tidak dipakai lagi ), dan ada juga yang terbuat dari besi / fiber glass. RK mempunyai fungsi sebagai tempat penyambungan antara kabel primer dengan kabel sekunder, tempat melaksanakan pengetesan untuk melokalisir gangguan, dan tempat melaksanakan penjumperan
    antara terminal blok disisi primer dengan terminal blok disisi sekunder.

    Kapasitas RK paling kecil 800 pasang, dengan arti jumlah pasangan primer dengan pasangan sekunder yang dapat diterminasikan adalah 800 pasang, sedangkan kapasitas RK paling besar 2400 pasang (dimensi RK dengan kapasitas 2400 pasang sama dengan kapasitas 1600 pasang). Pada umumnya, perbandingan antara kapasitas kabel primer dan kabel sekunder adalah 2 : 3.

    2.5 KP / DP ( Kotak Pembagi / Distribution Point )
    KP merupakan unit terminal kabel tempat penyambungan antara kabel
    sekunder dengan kabel distribusi (penanggal) yang mempunyai fungsi sebagai tempat penyambungan antara kabel sekunder dengan kabel distribusi, dan sebagai tempat pengetesan untuk melokalisir gangguan.
    Gambar 2.5 merupakan gambar jaringan kabel sekunder dan saluran distribusi

    Keterangan :
    RK : Rumah Kabel
    KP : Kotak Pembagi
    Pswt : Pesawat telepon

    KP ada berbagai macam jenis, antara lain, Kotak Pembagi Tiang ( KPT ),
    Kotak Pembagi Dinding ( KPD ), Tabung Pembagi /Terminal Post ( TP ).

    1. Kotak Pembagi Tiang ( KPT )
    Mempunyai kapasitas 10 pasang yang kecil dan 20 pasang yang besar.
    Digunakan untuk mencatu pelanggan yang terpencar dengan menggunakan saluran penanggal.

    2. Kotak Pembagi Dinding ( KPD )
    Dipasang pada dinding sebelah luar, biasanya digunakan untuk mencatu
    pertokoan/rumah yang letaknya berdampingan secara teratur. Dapat juga dipasang pada dinding sebelah dalam / biasanya digunakan untuk mencatu tiap tingkat pada gedung bertingkat/komplek industri, kampus, perkantoran. DP jenis ini mempunyai kapasitas lebih besar dibanding DP atas tiang dan biasanya kapasitas paling kecil 60 pasang dan paling besar 400 pasang.

    3. Tabung Pembagi / Terminal Post ( TP )
    Adalah kotak pembagi yang dipasang di atas permukaan tanah/pelataran. Digunakan untuk mencatu pelanggan pada daerah permukaan yang sudah mapan seperti perumahan pada real estate.

    2.6 KTB ( Kotak Terminal Batas )
    KTB merupakan tempat penyambungan antara kabel penanggal / distribusi dengan kabel instalasi dalam rumah ( indoor cable ) yang mempunyai fungsi sebagai pembatas antara IKR pada rumah pelanggan dengan saluran penanggal pada jaringan kabel., tempat terminasi awal IKR pada rumah pelanggan, tempat terminasi akhir saluran penanggal dari jaringan kabel telepon local, tempat penyambungan antara IKR pada rumah pelanggan dengan saluran penanggal dari jaringan local, dan tempat pemeriksaan ada tidaknya dial tone (nada pilih).
    KTB biasanya dipasang pada dinding rumah pelanggan dengan ketinggian kurang lebih 170 cm dari atas tanah.

    KTB mempunyai dua bagian, yaitu sisi TELKOM dan sisi pelanggan.
    1. Sisi Telkom
    Batasan sepenuhnya tanggung jawab TELKOM terhadap kondisi instalasi kabel. Pada sisi TELKOM terdapat terminal urat kabel yang berfungsi untuk menterminasikan kabel saluran penanggal, IKR, kabel yang terhubung ke utas konektor pada sisi pelanggan, dan kabel yang terhubung ke soket pada sisi pelanggan. Sisi Telkom dilengkapi dengan pintu yang hanya dapat dibuka dengan alat khusus /dirancang dengan menggunakan segel.

    2. Sisi Pelanggan
    Sisi pelanggan adalah batasan pelanggan diijinkan memelihara, memeriksa, dan memperbaiki IKR. Dalam kondisi normal (operasi), maka penyambungan saluran pananggal dengan IKR dilakukan dengan memasukkan utas konektor ke dalam outlet pasangannya di sisi pelanggan. Pelanggan telepon dapat memeriksa ada tidaknya nada pilih dari sentral telepon dengan cara memasukkan utas konektor
    dari pesawat telepon langsung ke outlet yang ada pada sisi pelanggan.

    2.7 IKR ( Instalasi Kabel Rumah )
    IKR merupakan instalasi kabel yang digunakan dalam rumah yang meliputi kabel indoor, soket, dan pesawat telepon.
    a. Kabel Indoor
    Kabel berisolasi dan berselubung PVC dengan warna abu-abu /hitam yang berfungsi untuk menghubungkan antara KTB dengan roset pesawat telepon.
    b.Soket
    Merupakan terminal penyambungan antara instalasi kabel dalam rumah (indoor cable) dengan perangkat terminal (misal pesawat telepon) sehingga memudahkan menyambung dan memutuskan hubungnan antara terminal ke instalasi kabel rumah.
    c. Pesawat telepon
    Merupakan media untuk berkomunikasi sebagai akhir dari jaringan kabel akses tembaga.

    2.8 Jenis-jenis kabel
    2.8.1 Kabel Primer
    Kabel primer adalah kabel yang fungsinya menghubungkan RPU suatu
    sentral telepon ke RK dan DP / KP pada daerah catuan langsung seperti terdapat
    pada Gambar 2.8

    Keterangan :
    STO : Sentral Telepon Otomat
    RPU : Rangka Pembagi Utama
    RK : Rumah Kabel
    KP : Kotak Pembagi

    Kabel primer mempunyai kapasitas maksimal 2400 pasang dengan diameter 0,4 mm dan 0,6 mm. Untuk STO kapasitas besar kabel primer ditanam langsung atau dipasang melalui pelanggan yang dicor beton (sistem duct)

    2.8.2 Kabel Sekunder
    Kabel sekunder adalah kabel yang menghubungkan RK dengan DP/KP.
    Kabel sekunder mempunyai kapasitas maksimal 200 pasang dengan diameter urat kabel bervariasi antara 0,4 s/d 0,8 mm seperti yang terdapat Gambar 2.9.

    Kabel sekunder dipasang dengan cara ditanam langsung atau atas tanah
    ( kabel udara ).
    2.8.3 Kabel Distribusi ( Penanggal )
    Kabel distribusi adalah kabel distribusi pelanggan (penanggal) yang
    fungsinya menghubungkan DP/KP ke tambatan akhir pada rumah pelanggan. Kabel yang digunakan adalah kabel penanggal. Kabel penanggal ada dua jenis, yaitu kabel dengan pengua dan tanpa penguat.

    2.8.4 KTTL ( Kabel Tanah Tanam Langsung )
    Kabel tanah tanam langsung adalah kabel tembaga dengan kapasitas 200 pair dengan penghantar tembaga berdiameter 0,6 mm, berisolasi polyethene atau polyethene busa kulit, berisi petrojely, memakai elektris pita aluminium, berperisai pita baja, dan berselubung polyethene. Gambar 2.10 merupakan gambar kabel tanah tanam langsung.

    2.8.5 Kabel Duct
    Kabel duct adalah kabel tembaga yang dimasukkan dalam pipa. Kabel
    tembaga mempunyai kapasitas 200 pair-1600 pair dengan penghantar tembaga berdiameter 0,6 mm berisolasi polyethene busa kulit, berisi petrojely, memakai pelindung elektris pita aluminium dan berselubung polyethene. Gambar 2.11 adalah gambar kabel duct.

    2.8.6 Kabel Udara
    Kabel udara adalah kabel yang konstruksinya dibuat khusus untuk dipasang di atas tanah. Gambar 2.11 merupakan gambar kabel udara.

    2.8.7 Indoor Cable
    Kabel telepon dalam rumah (indoor cable) berisolasi dan berselubung PVC mempunyai kapasitas 2 s/d 100 pair penghantar dari tembaga lunak dengan diameter 0,6 mm. Gambar 2.12 merupakan gambar indoor cable.

    Pada berbagai jenis kabel diatas, tiap-tiap kabel mempunyai beberapa
    lapisan. Fungsi masing-masing lapisan tersebut adalah :
    a) Urat kabel dengan isolasi PE / PVC
    Berfungsi sebagai penghantar yang menyambungkan terminal dengan
    sentral.
    b) Isolasi Polyethyline ( PE ) atau Poly Vinyl Chloride ( PVC ) berwarna
    Berfungsi sebagai pembungkus dan isolator antar penghantar. Kode warna dalam perhitungan urat kabel.
    c) Pita pelilit atau pengikat kode warna
    Berfungsi untuk mempermudahkan perhitungan urat kabel dan mengikat kabel agar sama.
    d) Pembungkus inti kabel
    Berfungsi untuk membalut inti kabel supaya bulat, padat, sebagai bantalan antara urat kabel dengan lapisan alminium, dan sebagai pencegah lelehnya isolasi penghantar pada saat pembuatan kulit kabel.
    e) Aluminium Foil
    Berfungsi sebagai pelindung elektris terhadap induksi tegangan asing dari luar.
    f) Kulit Dalam ( PE hitam )
    Berfungsi sebagai pelindung kemungkinan masuknya air dan sebagai
    bantalan antara lapisan armouring dengan lapisan alminium.
    g) Armouring Baja
    Berfungsi sebagai pelindung mekanis terhadap benturan benda tajam / keras, dan sebagai pelindung elektris terhadap indksi tegangan asing.
    h) Kulit luar kabel ( PE hitam )
    Berfungs sebagai pelindung kemungkinan masuknya air dan sebagai
    bantalan pada waktu penarikan.
    i) Kawat Telanjang Tembaga ( Cu )
    Berfungsi sebagai penghubung ke tanah atau ground.


    3. Jaringan Akses Radio
    Jarlokar (Jaringan Lokal Akses Radio) adalah sistem transmisi radio yang digunakan sebagai media yang menghubungkan antara pelanggan dengan sentral lokal yang dimana media penyampaian informasinya adalah udara.
    Proses pemasangan yang cepat dan tidak memerlukan dana yang relatif besar membuat perangkat Ultraphone 110 ini menjadi pilihan mengingat semakin majunya sebuah kota dan semakin banyaknya penduduk serta semakin besarnya minat penduduk dan pemerintah dalam hal komunikasi karena terjadinya sebuah komunikasi dapat mengetahui hal apa saja yang terjadi di negara manapun baik itu dari negara sendiri.
    Kabel yang tertimbun didasar tanah yang selama ini digunakan pihak telekomunikasi merupakan bagian dari proses pemasangan telephone baru, sedangkan diatas tanah tersebut berdiri sebuah gedung dengan mewahnya dan daerah yang banyak bebatuannya merupakan salah satu sulitnya untuk memasang jaringan kabel di daerah tersebut.
    Dengan ditemukannya penggunaan gelombang radio membawa hal yang positif bagi sistem telekomunikasi. Dan komunikasi tidak lagi menjadi kendala karena adanya perangkat ultraphone 110 yang memanfaatkan dengan ditemukannya penggunaan gelombang radio tersebut.









    2